Activity › View Activity

Indonesia Kembangkan Fikih Kebinekaan

February 28, 2015 by 20160820010801

Maarif Institute menawarkan fikih kebinekaan, yaitu ilmu hukum yang mengadaptasi kearifan lokal, sistem budaya, dan nilai-nilai masyarakat yang majemuk dalam suku, agama, dan ras. Ini merupakan fikih khas Indonesia yang memiliki misi membangun persatuan dan kesatuan semua komponen bangsa dari Sabang sampai Merauke.

Demikian dikatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dalam Seminar Fikih dan Tantangan Kepemimpinan dalam Masyarakat Majemuk yang digelar Maarif Institute di Jakarta, Selasa (24/2). Saat ini sebagian kalangan umat Islam masih memahami, fikih hanya berurusan dengan hukum-hukum Tuhan.  Akibatnya, fikih yang berhubungan dengan fenomena sosial, seperti soal kebinekaan, belum berkembang.

”Padahal, dalam konteks masyarakat yang mudah dilanda konflik seperti Indonesia karena kemajemukan itu, fikih kebinekaan menjadi sangat  penting.

Dengan fikih kebinekaan, kita dapat memberikan kontribusi dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang berdaulat, maju, dan mandiri,” tutur Lukman.

Pendekatan fikih ‎lebih mengena karena masyarakat Indonesia percaya terhadap fikih sebagai sistem hukum yang mengatur kehidupan. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menyebarkan corak fikih yang menghadirkan nuansa Islam moderat, toleran, dan ramah budaya, serta menghargai norma masyarakat majemuk.

Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif, menuturkan, dunia Islam saat ini berada pada masa titik nadir peradaban. Jumlah Muslim mencapai sekitar 1,6 miliar dan tinggal di bumi yang luas dan kaya. Namun, para pemimpinnya cenderung suka berfoya-foya sehingga peradaban Islam terancam hancur.

”Umat Islam tidak perlu ditambah, kita butuh kualitas bukan kuantitas. Kita lebih baik daripada Irak atau Afganistan, tetapi kalau rujukannya Al Quran, kita masih jauh. Di Mesir dan Afganistan itu banyak yang buta huruf, tetapi di Indonesia politisi tak naik-naik kelas jadi negawaran. Mayoritas Islam itu,” katanya.

Back to top

More News

19 Aug 25

Ketua YPLPT PGRI dan Rektor UBhi Kunjungi Kontingen Universitas Bhinneka PGRI di PORSENASMA V 2025

Dukungan penuh diberikan oleh pimpinan Universitas Bhinneka PGRI UBHI kepada para mahasiswa yang berjuang di ajang Pekan Olahrag...

Read more
03 May 25

Sosialisasi PMB di PGRI Kabupaten Kediri: Membangun Jejaring dan Merintis Paradigma Empowering University

Universitas Bhinneka PGRI UBhi kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun sinergi strategis dengan berbagai pihak salah sat...

Read more
19 Aug 25

Kaprodi PGSD UBhi Eka Yuliana Sari, M.Pd Ikuti Workshop Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dosen di bidang penelitian Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD Universitas Bhinneka ...

Read more
19 Aug 25

Nico Sava Antolin, Mahasiswa Prodi Informatika Universitas Bhinneka PGRI Raih Juara Harapan II Cabang Poster di PORSENASMA V 202

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Program Studi Informatika Universitas Bhinneka PGRI Nico Sava Antolin ya...

Read more
01 Jul 25

Prodi Informatika Universitas Bhinneka PGRI Hadiri Sosialisasi dan Pendalaman Instrumen LAM Infokom 2.0 di ITN Malang

Program Studi Informatika Universitas Bhinneka PGRI turut hadir dan aktif mengikuti kegiatan Sosialisasi dan Pendalaman Instrume...

Read more
Show more